Laron

MAGELANG ‑‑ Teater Fajar Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) mulai Minggu (26/3) kemarin mengawali apresianya ke Jakarta dan Ban­dung. Ini merupakan program pentas kelilig yang ke 4 kalinya setelah sukses dengan 3 pentas kelilingnya terdahulu mulai dari Jogja, Semarang dan Magelang. Kemudian disusul pentas keliling ke 2 di 7 kota yakni Jepara, Purworejo, Purwokerto, Tegal, Wonosobo, Salatiga dan di Magelang. Pen­tas keliling ke 3 pada tahun 2005 lalu di Jawa Timur yaitu di Madiun dan Ponorogo dan Magelang. Kini, dengan penulis naskah dan sutradara yang sama yaitu Gepeng Nugroho, Alumnus UMM yang telah 8 tahun berkiprah di teater Fajar, men­coba mengepakan sayap ke Jawa barat yakni ke Jakarta dan Bandung.

Laras

Awal cerita dimana ada dua perbedaan antara dua kehidupan yang berbeda antara keluarga pak riyadi yang mempunyai istri bernama sumi dan keluarga pak agus dengan istrinya yang bernama tiara. pak riyadi merupakan keluarga yang sederhana menengah kebawah dan pak agus yang mempunyai istri tiara yang merupakan keluarga menengah keatas..di sini pak riyadi mempunyai binatang kesayangan bernama laras dan sumi selalu kekurangan dalam kebutuhanya.

Mangir Rendevouz

Kekuasaan tak berpusat tersebar praktis di seluruh Jawa, menyebabkan keadaan kacau balau. Perang yang terus menerus untuk merebut kekuasaan tunggal membuat Pulau Jawa bermandikan darah. Sehingga yang muncul di Jawa adalah daerah-daerah kecil (desa) yang berbentuk Perdikan (desa yang tidak mempunyai kewajiban membayar pajak kepada pemerintah penguasa) dan menjalankan sistem demokrasi desa, dengan penguasanya yang bergelar Ki Ageng. Adalah Ki Ageng Pamanahan menguasai Mataram dan mendirikan Kota Gede pada 1577. Kemudian Panembahan Senapati, anak Ki Ageng Pamanahan naik menjadi Raja Mataram.

Kereta Kencana

Kehidupan meluncur apa adanya. Namun setiap kali mereka tercambuk oleh perasaan hidup segan mati tak mau. Mungkin cuma cinta yang membuat mereka tertawa, tersenyum, dan bangga, meski sekadar pada kenangan dan bayang-bayang Namun, alur Kereta Kencana, yang disebut realis oleh sutradara M Sugeng realis, berjalan sangat lambat. Kelambatan tempo itu tak menunjukkan strategi apa-apa. Ia lambat karena terpancang pada gambaran ketuaan para tokoh.

Pementasan Aku

Aku adalah aku yang tak akan lelah dengan Aku ini

Minggu, 26 November 2017

Terimakasih Motivatorku

Terimakasih Motivatorku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Besok aku berangkat” ucapku seraya menundukkan kepala, “Kapan kamu kembali?” ucap Irma sahabatku sambil menepuk bahuku yang lesu, “Mungkin 6 tahun lagi” jawabku pelan “Lama ya, bukannya saat itu kita udah lulus SMA?” ucapnya dengan senyum maksa, kubalas ia dengan anggukan.

Malam ini adalah malam terakhir buatku dan sahabatku untuk tidur sekamar, ini adalah ritual kita setiap satu minggu sekali, Kadang di rumahku, kadang juga di rumahnya. Tapi malam ini aku sengaja tidur di rumahnya. Hampir semalam penuh aku nggak bisa tidur, kutatap jam dinding yang menghitung detik demi detik, kuambil nafas panjag setiap satu menit berlalu, kupeluk tubuh temanku yang tertidur pulas di sampingku. Hingga pukul 03.00 aku mulai tertidur.

Pukul 06.00 orangtuaku menjemputku, tampaknya mereka sudah siap berangkat, Sebelum aku masuk ke mobil kuberi sahabatku sebuah kalung yang couple denganku, “Kuharap, kamu bisa menjaga kalung ini… setidaknya sampai aku kembali” ucapku menahan tetesan air mata “Aku akan menjaganya seperti menjaga persahabatan kita yang melebihi nyawaku, sampai kapanpun” jawabnya mengharukan. Kami tak tahan lag
... baca selengkapnya di Terimakasih Motivatorku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 18 Desember 2016

Cukuplah Allah Bagiku maka Cukuplah Aku

Cukuplah Allah Bagiku maka Cukuplah Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Hari Sabtu, hari nasional tanpa buku. Ah itu dulu. Sekarang kapan pun, hari apa pun, jam berapa pun, aku harus rela menunda istirahatku hanya demi ngejar-ngejar dosen pembimbing yang super sibuk. Ternyata begini repotnya nyusun skripsi. Juga hari ini. Bu Lia memintaku datang ke kampus. Itulah alasan kenapa aku di sini sekarang. Tepat di depan kantor jurusan Pendidikan Seni Rupa UPI.
Aneh sekali. Skripsiku ini lagi-lagi tak luput dari dosa-dosa kecil penggunaan EYD. Perbaikan lagi. Cetak ulang lagi. Keluar uang lagi. Intinya akhir minggu di bulan ini uangku semakin menipis.
Aku berjalan menuju kantin. Kampus tidak seramai biasanya, tentu saja. Aku sudah menginjak anak tangga terakhir. Lelah juga naik turun tangga lantai tiga. Di hari Sabtu ini tak sedikit yang datang ke kampus. Dua orang duduk di kursi dekat pintu masuk, satu orang sedang baca mading, beberapa orang mengotak-atik komputer tempat cek nilai, dan satu orang yang baru masuk gedung ini dan menyapa orang disana-sini. Pak Ridwan.
“Pagi Re!” giliran ia menyapaku.
“Pagi Pak!” aku tersenyum.
“Aaaah bapak apaan? Cuma beda satu tahun juga. Mau kemana?”
“Hehe. Ke kantin dulu Pak.”
Aku pergi setelah berpamitan. Heuheu. Siapa sangka kakak tingkatku saat SD yang pernah satu kelas denganku gara-gara ia tinggal kelas, sekarang malah melompatiku jauh sekali. Kuliahnya selesai dalam waktu tiga
... baca selengkapnya di Cukuplah Allah Bagiku maka Cukuplah Aku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 17 Desember 2016

Filosofi Memanah

Filosofi Memanah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Alkisah, di suatu senja yang kelabu, tampak sang raja beserta rombongannya dalam perjalanan pulang ke kerajaan dari berburu di hutan. Hari itu adalah hari tersial yang sangat menjengkelkan hati karena tidak ada satu buruan pun yang berhasil dibawa pulang. Seolah-olah anak panah dan busur tidak bisa dikendalikan dengan baik seperti biasanya.

Setibanya di pinggir hutan, raja memutuskan beristirahat sejenak di rumah sederhana milik seorang pemburu yang terkenal karena kehebatannya memanah. Dengan tergopoh-gopoh, si pemburu menyambut kedatangan raja beserta rombongannya.

Setelah berbasa-basi, tiba-tiba si pemburu berkata, "Maaf baginda, sepertinya baginda sedang jengkel dan tidak bahagia. Apakah hasil buruan hari ini tidak memuaskan baginda?"

Bukannya menjawab pertanyaan, sang raja malah beranjak menghampiri sebuah busur tanpa tali yang tergeletak di sudut ruangan. "Pemburu, kenapa busurmu tidak terpasang talinya? Apakah engkau sudah tidak akan memanah lagi?" tanya sang raja dengan nada heran dan terkejut.

"Bukan begitu baginda, tali busur memang sengaja hamba lepas agar busur itu bisa ?istirahat'. Jadi, ketika talinya hamba pasang kembali, busur itu tetap lentur untuk melontarkan anak panahnya. Karena berdasarkan pengalaman hamba, tali busur yang tegang terus menerus, tidak akan bisa dipakai untuk mem
... baca selengkapnya di Filosofi Memanah Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More